Pidie Jaya | Suara-Aceh.com - Mursyidah, S.Pd., M.Pd., seorang guru dari SMPN 8 Bandar Baru, Pidie Jaya, kembali mengukir prestasi membanggakan dengan meraih Anugerah Penggerak Pantun Budaya se-ASEAN. Penghargaan bergengsi ini diserahkan dalam malam puncak acara yang digelar di Sasana Langen Budoyo, dimulai pukul 19.30 WIB.
Acara tersebut turut dimeriahkan oleh sambutan dari Menteri Kebudayaan RI, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., orasi pantun oleh Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri, serta pembacaan puisi pantun oleh Rida K. Liamsi dan Ahmadun Yosi Herfanda.
Prestasi ini bukanlah yang pertama bagi Mursyidah. Ia telah berulang kali mengharumkan nama Pidie Jaya di kancah nasional melalui karya-karya literasinya. Sebagai penulis sekaligus pegiat literasi, Mursyidah memiliki komitmen kuat dalam melestarikan budaya Melayu, khususnya lewat pantun. Selain berprofesi sebagai guru, ia juga aktif sebagai penulis motivasi tingkat nasional, kepala perpustakaan desa, kepala TBM, serta pengurus organisasi IGI, PPWI, Fame, dan PMI.
“Saya merasa sangat bangga dan bahagia bisa meraih prestasi ini di tingkat ASEAN. Semoga ke depannya semakin banyak guru dari Pidie Jaya yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan serupa, karena ini sangat penting untuk pengembangan diri,” ujar Mursyidah.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Pidie Jaya beserta jajaran, serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pidie Jaya yang telah mendukung dan memotivasinya. Insya Allah, pada bulan Desember tahun ini, Mursyidah berencana membawa beberapa kepala sekolah dan guru dari Pidie Jaya yang telah menulis puisi etnik se-ASEAN untuk menerima penghargaan di Negara Jiran, Malaysia.
Ucapan terima kasih juga ia sampaikan kepada Perkumpulan Rumah Seni Asnur (PERRUAS) dan semua pihak yang telah mendukung perjuangannya dalam bidang literasi dan kebudayaan.
Mursyidah mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangkitkan semangat generasi muda dalam berkarya melalui pantun.
“Selama nyawa masih di badan, mari kita terus berkarya,” serunya.
Senada dengan Mursyidah, Prof. Abdul Malik, Guru Besar dari Universitas Maritim Raja Haji (UMRAH), turut menyampaikan ucapan selamat.
“Setinggi-tinggi tahniah kepada Mursyidah dan para penulis pantun lainnya. Semoga prestasi ini menginspirasi banyak orang dan semakin mengharumkan nama Pidie Jaya di kancah internasional,” ujarnya.
Penghargaan ini menjadi bukti bahwa pantun, khususnya pantun karmina, masih sangat relevan dan dihargai sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan. Anjungan Riau di TMII menjadi saksi bisu malam penuh apresiasi terhadap kekayaan budaya Melayu yang menginspirasi banyak pihak.
Sebelumnya, juga telah dilakukan audiensi antara Mursyidah dengan Bupati Pidie Jaya, H. Sibral Malasyi, M.A., S.Sos., terkait buku "Pertanian Tradisional Aceh" yang dibuat melalui dana dari kementerian/Dana Indonesia. Buku ini merupakan bagian dari pelatihan di Pidie Jaya yang difokuskan untuk para petani lokal. Dana pelatihan tersebut diberikan kepada Mursyidah sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam memajukan budaya lokal.
Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan petani Pidie Jaya dalam mempertahankan metode pertanian tradisional Aceh yang bernilai budaya tinggi.(MG)

